Menghormati guruTafsir Qur'an dengan Tag Topik
قَالَ هَٰذَا فِرَاقُ بَيْنِى وَبَيْنِكَ ۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
By itho on January 9, 2015 | Categories: 018, 078 | Comments: | Tags: Al-Kahf, Bahasa Indonesia, BANGSA - BANGSA TERDAHULU, Etika ilmu, Etika orang alim, Etika seorang murid, ILMU, Kelapangan dada orang alim, Khidir, Kisah nabi Musa as. dan nabi Khidir as. dalam Al Qur'an, Kisah-kisah para rasul, Majlis ilmu atau tempat pendidikan, Memperhatikan keterangan orang alim, Memutus pembicaraan guru, Menghormati guru, Nabi Musa as., Nabi Musa as. dan nabi Khidir as., Nabi-nabi, Orang-orang shaleh yang diragukan kenabiaannya قَالَ إِن سَأَلْتُكَ عَن شَىْءٍۭ بَعْدَهَا فَلَا تُصَٰحِبْنِى ۖ قَدْ بَلَغْتَ مِن لَّدُنِّى عُذْرًا Musa berkata: “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”.
By itho on January 9, 2015 | Categories: 018, 076 | Comments: | Tags: Al-Kahf, Bahasa Indonesia, BANGSA - BANGSA TERDAHULU, Etika ilmu, Etika seorang murid, ILMU, Khidir, Kisah nabi Musa as. dan nabi Khidir as. dalam Al Qur'an, Kisah-kisah para rasul, Memperhatikan keterangan orang alim, Menghormati guru, Nabi Musa as., Nabi Musa as. dan nabi Khidir as., Nabi-nabi, Orang-orang shaleh yang diragukan kenabiaannya ۞ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا Khidhr berkata: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”
By itho on January 9, 2015 | Categories: 018, 075 | Comments: | Tags: Al-Kahf, Bahasa Indonesia, BANGSA - BANGSA TERDAHULU, Etika ilmu, Etika orang alim, Etika seorang murid, ILMU, Kelapangan dada orang alim, Khidir, Kisah nabi Musa as. dan nabi Khidir as. dalam Al Qur'an, Kisah-kisah para rasul, Majlis ilmu atau tempat pendidikan, Memperhatikan keterangan orang alim, Memutus pembicaraan guru, Menghormati guru, Nabi Musa as., Nabi Musa as. dan nabi Khidir as., Nabi-nabi, Orang-orang shaleh yang diragukan kenabiaannya قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِى بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِى مِنْ أَمْرِى عُسْرًا Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”.
By itho on January 9, 2015 | Categories: 018, 073 | Comments: | Tags: Al-Kahf, Bahasa Indonesia, BANGSA - BANGSA TERDAHULU, Etika ilmu, Etika orang alim, Etika seorang murid, ILMU, Kelapangan dada orang alim, Khidir, Kisah nabi Musa as. dan nabi Khidir as. dalam Al Qur'an, Kisah-kisah para rasul, Memperhatikan keterangan orang alim, Memperhatikan kondisi pendengar, Menghormati guru, Nabi Musa as., Nabi Musa as. dan nabi Khidir as., Nabi-nabi, Orang-orang shaleh yang diragukan kenabiaannya قَالَ فَإِنِ ٱتَّبَعْتَنِى فَلَا تَسْـَٔلْنِى عَن شَىْءٍ حَتَّىٰٓ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu”.
By itho on January 9, 2015 | Categories: 018, 070 | Comments: | Tags: Al-Kahf, Bahasa Indonesia, BANGSA - BANGSA TERDAHULU, Etika ilmu, Etika seorang murid, ILMU, Khidir, Kisah nabi Musa as. dan nabi Khidir as. dalam Al Qur'an, Kisah-kisah para rasul, Majlis ilmu atau tempat pendidikan, Memperhatikan keterangan orang alim, Memutus pembicaraan guru, Menghormati guru, Nabi Musa as., Nabi Musa as. dan nabi Khidir as., Nabi-nabi, Orang-orang shaleh yang diragukan kenabiaannya