Akad nikahTafsir Qur'an dengan Tag Topik
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا جَآءَكُمُ ٱلْمُؤْمِنَٰتُ مُهَٰجِرَٰتٍ فَٱمْتَحِنُوهُنَّ ۖ ٱللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَٰنِهِنَّ ۖ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَٰتٍ فَلَا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى ٱلْكُفَّارِ ۖ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ ۖ وَءَاتُوهُم مَّآ أَنفَقُوا۟ ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَن تَنكِحُوهُنَّ إِذَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ ۚ وَلَا تُمْسِكُوا۟ بِعِصَمِ ٱلْكَوَافِرِ وَسْـَٔلُوا۟ مَآ أَنفَقْتُمْ وَلْيَسْـَٔلُوا۟ مَآ أَنفَقُوا۟ ۚ ذَٰلِكُمْ… read more »
By itho on January 9, 2015 | Categories: 010, 060 | Comments: | Tags: Akad nikah, Akidah, Al 'Alim (Maha megetahui), Al Hakim (Maha Bijaksana), AL QUR'AN, Al-Mumtahana, Ayat yang berhubungan dengan Ummu Kultsum binti 'Uqbah, Bahasa Indonesia, Beberapa wanita yang menjadi sebab turunnya ayat Al Qur'an, Beriman pada Allah Ta'ala, bukti lahiriah keimanan seseorang, Cabang-cabang iman, Dua kalimat syahadat, Dua kalimat syahadat rukun Islam, HUKUM PRIVAT, IMAN, Islam, Islamnya salah seorang dari suami isteri, Kawin dengan perempuan musyrik, Keluasan ilmu Allah, Menikahi selain wanita muslimah, Nama-nama Allah (Asma'ul Husna), Peperangan, Perceraian, Perjanjian Hudaibiah, Perkawinan, Perkawinan tanpa mahar, Perwalian dalam akad nikah, Rukun Islam, SEJARAH, Sejarah di Madinah, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Syarat-syarat perjanjian Hudaibiyah, Tentang nama-nama Allah, Turunnya Al Qur'an, Wali kafir atas wanita muslimah, Wanita-wanita yang diharamkan menikahinya, Zat dan sifat Allah قَالَ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ٱبْنَتَىَّ هَٰتَيْنِ عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِى ثَمَٰنِىَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun… read more »
By itho on January 9, 2015 | Categories: 027, 028 | Comments: | Tags: Akad nikah, Al-Qasas, Bahasa Indonesia, BANGSA - BANGSA TERDAHULU, Barang sewaan, Dibolehkannya sewa menyewa, HUKUM PRIVAT, Kisah nabi Musa as. dengan dua anak perempuan nabi Syu'aib as., Kisah-kisah para rasul, Masa sewa, Memperlihatkan wanita kepada peminang, Menjadikan manfaat sebagai mahar, Menyewa buruh untuk suatu pekerjaan yang akan datang, MU'AMALAT, Nabi Musa as., Nabi Musa dan nabi Syu'aib as. (sahib al madyan), Nabi-nabi, Pembatasan masa sewa, Perjalanann Musa as. ke Madyan, Perkawinan, Pertunangan, Sewa-menyewa, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Tukar menukar, Yang boleh dijadikan mahar ٱلْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ ٱلطَّيِّبَٰتُ ۖ وَطَعَامُ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ ۖ وَٱلْمُحْصَنَٰتُ مِنَ ٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْمُحْصَنَٰتُ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ إِذَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَٰفِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِىٓ أَخْدَانٍ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِٱلْإِيمَٰنِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُۥ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan)… read more »
By itho on January 8, 2015 | Categories: 005, 005 | Comments: | Tags: Akad nikah, Akhlak, Akhlak mulia, AKHLAQ DAN ADAB, AL QUR'AN, Al-Maaida, Ancaman bagi orang kafir dan pelaku maksiat, Azab orang kafir, Bahasa Indonesia, Hal-hal yang merusak iman, Hubungan antara bangsa Yahudi dan orang mukmin, Hubungan antara orang Islam dan Nasrani, Hukum berzina, Hukum makan makanan Ahli Kitab, HUKUM PIDANA, HUKUM PRIVAT, IMAN, Iman bertambah dan berkurang, JINAYAH, Kawin dengan perempuan ahli kitab, Kejahatan berzina, Kekejian berzina, Ketaatan dan kemaksiatan, Kisah bangsa Yahudi dalam Al Qur'an, Kisah orang-orang Nasrani dalam Al Qur'an, Kisah-kisah Al Qur'an, Kisah-kisah dan perumpamaan dalam Al Qur'an, Kufur, Macam-macam makanan, Makanan, MAKANAN DAN MINUMAN, Makanan yang halal, Maksiat dan dosa, Menikahi selain wanita muslimah, Menjaga kehormatan diri, Penghapus pahala kebaikan, Perbuatan orang kafir sia-sia, Perkawinan, Perkawinan tanpa mahar, Semua yang baik asalnya halal, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Wanita-wanita yang diharamkan menikahinya وَيَسْتَفْتُونَكَ فِى ٱلنِّسَآءِ ۖ قُلِ ٱللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فِى ٱلْكِتَٰبِ فِى يَتَٰمَى ٱلنِّسَآءِ ٱلَّٰتِى لَا تُؤْتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُونَ أَن تَنكِحُوهُنَّ وَٱلْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ ٱلْوِلْدَٰنِ وَأَن تَقُومُوا۟ لِلْيَتَٰمَىٰ بِٱلْقِسْطِ ۚ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِهِۦ عَلِيمًا Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu… read more »
By itho on January 8, 2015 | Categories: 004, 127 | Comments: | Tags: Adat-istiadat jahiliah, Akad nikah, Akidah, Al 'Alim (Maha megetahui), An-Nisaa, Bahasa Indonesia, Beriman pada Allah Ta'ala, Bertanya pada ahlinya, Cabang-cabang iman, Etika bertanya, Fatwa, HUKUM PRIVAT, ILMU, IMAN, Iman bertambah dan berkurang, Keluasan ilmu Allah, Ketaatan dan kemaksiatan, Menghitung amal kebaikan, Menolaknya wali, Mewasiatkan, MU'AMALAT, Nama-nama Allah (Asma'ul Husna), Pembebasan, Perkawinan, Perwalian dalam akad nikah, SEJARAH, Syarat-syarat akad nikah, Taat dan amal shaleh, Tentang nama-nama Allah, Wasiat, Wasiat untuk memelihara anak yatim, Yang diberi wasiat makan harta anak yatim, Zaman jahiliah, Zat dan sifat Allah وَمَن لَّمْ يَسْتَطِعْ مِنكُمْ طَوْلًا أَن يَنكِحَ ٱلْمُحْصَنَٰتِ ٱلْمُؤْمِنَٰتِ فَمِن مَّا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُم مِّن فَتَيَٰتِكُمُ ٱلْمُؤْمِنَٰتِ ۚ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَٰنِكُم ۚ بَعْضُكُم مِّنۢ بَعْضٍ ۚ فَٱنكِحُوهُنَّ بِإِذْنِ أَهْلِهِنَّ وَءَاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ مُحْصَنَٰتٍ غَيْرَ مُسَٰفِحَٰتٍ وَلَا مُتَّخِذَٰتِ أَخْدَانٍ ۚ فَإِذَآ أُحْصِنَّ فَإِنْ أَتَيْنَ بِفَٰحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى ٱلْمُحْصَنَٰتِ مِنَ ٱلْعَذَابِ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ ٱلْعَنَتَ… read more »
By itho on January 8, 2015 | Categories: 004, 025 | Comments: | Tags: Akad nikah, Akhlak, Akhlak mulia, AKHLAQ DAN ADAB, Akidah, Al Ghafur (Maha Pengampun), Al Rahim (Maha Penyayang), Ampunan Allah yang luas, An-Nisaa, Apa yang dibolehkan bagi pihak laki-laki, Bahasa Indonesia, Beriman pada Allah Ta'ala, Cabang-cabang iman, Cara terbaik memilih wanita, Etika ilmu, Etika orang alim, Hukum berzina, Hukum menikahi hamba wanita, HUKUM PIDANA, HUKUM PRIVAT, ILMU, IMAN, JINAYAH, Kawin dengan wanita yang bersuami, Kejahatan berzina, Kekejian berzina, Memilih wanita, Menjaga kehormatan diri, Nama-nama Allah (Asma'ul Husna), Pembebasan suami dari mahar, Perkawinan, Perkawinan tanpa mahar, Pertunangan, Semua ilmu kembali kepada Allah, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Tentang nama-nama Allah, Wanita-wanita yang diharamkan menikahinya, Zat dan sifat Allah ۞ وَٱلْمُحْصَنَٰتُ مِنَ ٱلنِّسَآءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۖ كِتَٰبَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَأُحِلَّ لَكُم مَّا وَرَآءَ ذَٰلِكُمْ أَن تَبْتَغُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُم مُّحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَٰفِحِينَ ۚ فَمَا ٱسْتَمْتَعْتُم بِهِۦ مِنْهُنَّ فَـَٔاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا تَرَٰضَيْتُم بِهِۦ مِنۢ بَعْدِ ٱلْفَرِيضَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang… read more »
By itho on January 8, 2015 | Categories: 004, 024 | Comments: | Tags: Akad nikah, Akidah, Al 'Alim (Maha megetahui), Al Hakim (Maha Bijaksana), An-Nisaa, Bahasa Indonesia, Beriman pada Allah Ta'ala, Bersetubuh dengan hamba, Cabang-cabang iman, Hukum berzina, HUKUM PIDANA, HUKUM PRIVAT, IMAN, JINAYAH, Kawin dengan wanita yang bersuami, Kejahatan berzina, Kekejian berzina, Kewajiban suami isteri, Kewajiban suami terhadap isteri, Nama-nama Allah (Asma'ul Husna), Pergaulan, Perkawinan, Perkawinan tanpa mahar, Sebab wajibnya mahar, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Tentang nama-nama Allah, Wanita-wanita yang diharamkan menikahinya, Yang boleh dijadikan mahar وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُۥ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنكُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.
By itho on January 8, 2015 | Categories: 004, 021 | Comments: | Tags: Akad nikah, Akhlak, Akhlak-akhlak buruk, AKHLAQ DAN ADAB, An-Nisaa, Bahasa Indonesia, Harta, HUKUM PRIVAT, IBADAH, Melanggar janji, Mengambil harta dengan cara yang tidak benar, Perkawinan, Perkawinan tanpa mahar, Sebab wajibnya mahar, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Yang boleh dijadikan mahar, Zakat وَإِنْ أَرَدتُّمُ ٱسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَّكَانَ زَوْجٍ وَءَاتَيْتُمْ إِحْدَىٰهُنَّ قِنطَارًا فَلَا تَأْخُذُوا۟ مِنْهُ شَيْـًٔا ۚ أَتَأْخُذُونَهُۥ بُهْتَٰنًا وَإِثْمًا مُّبِينًا Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan… read more »
By itho on January 8, 2015 | Categories: 004, 020 | Comments: | Tags: Akad nikah, Akhlak, Akhlak-akhlak buruk, AKHLAQ DAN ADAB, An-Nisaa, Bahasa Indonesia, Balasan kezaliman, Buhtan (bohong, Harta, HUKUM PRIVAT, IBADAH, Kezaliman, Mengambil harta dengan cara yang tidak benar, Perkawinan, Perkawinan tanpa mahar, pura-pura), Sederhana dalam menetapkan mahar, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Yang boleh dijadikan mahar, Zakat وَءَاتُوا۟ ٱلنِّسَآءَ صَدُقَٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَىْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيٓـًٔا مَّرِيٓـًٔا Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
By itho on January 8, 2015 | Categories: 004, 004 | Comments: | Tags: Adat-istiadat jahiliah, Akad nikah, An-Nisaa, Bahasa Indonesia, Batas mahar, HUKUM PRIVAT, Menahan mahar dari isteri, Perkawinan, Perkawinan tanpa mahar, SEJARAH, Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Yang boleh dijadikan mahar, Zaman jahiliah وَإِن طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِن قَبْلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ وَقَدْ فَرَضْتُمْ لَهُنَّ فَرِيضَةً فَنِصْفُ مَا فَرَضْتُمْ إِلَّآ أَن يَعْفُونَ أَوْ يَعْفُوَا۟ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ عُقْدَةُ ٱلنِّكَاحِ ۚ وَأَن تَعْفُوٓا۟ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۚ وَلَا تَنسَوُا۟ ٱلْفَضْلَ بَيْنَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah… read more »
By itho on January 8, 2015 | Categories: 002, 237 | Comments: | Tags: Akad nikah, Akibat-akibat perceraian, Akidah, Al Bashir (Maha Melihat), Al-Baqara, Bahasa Indonesia, Beriman pada Allah Ta'ala, Cabang-cabang iman, HUKUM PRIVAT, IMAN, Iman bertambah dan berkurang, Ketaatan dan kemaksiatan, Menahan mahar dari isteri, Mendamaikan di antara suami isteri, Menghitung amal kebaikan, Mut'ah (biaya) untuk isteri yang dicerai, Nafkah selama masa 'iddah, Nama-nama Allah (Asma'ul Husna), Perceraian, Perkawinan, Rujuk (kembali), Syarat adanya mahar (mas kawin) dalam nikah, Syarat-syarat akad nikah, Taat dan amal shaleh, Talak, Talak sebelum dukhul (digauli), Tentang nama-nama Allah